Rabu, 12 Oktober 2011

Ngaos...

Bah Ahuy Sareung Arsyad putrana
NGAOS...................

    MAMAOS....................

        MAEN PO....................

    Itulah slogan kota saya yang tercinta,dalam halaman ini ijinkan saya sedikit menorehkan sedikit persepsi diri.
NGAOS / MEMBACA AYAT AYAT Suci AL QUR,AN

Kumandang adzan mghrib belum lah tiba tapi di surau-surau atau pun mesjid sekitar telah ramai dengan orang-orang yang membaca ayat-ayat suci Al qur,an.
biasanya hal tersebut adalah pemandangan yang biasa atau suasana yang baku dari waktu ke waktu.setelah solat magrib lewat mesjid-mesjid pun belum sunyi dari kegiatan keagamaan yang sangat sakral dan kental dengan apa yang biasa kami lakukan.
para orang tua yang selesai menunaikan solat berjamaah pun belum pada pulang ke rumah nya masing-masing,mereka lanjutkan dengan ngobrol ringan seputar kehidupan tadi pagi sampai sore tiba ada juga yang mengaji sekedar mengisi waktu kosong demi menunggu datangnya waktu solat isya.tapi berbeda dengan anak-anak mereka yang di wajibkan mengaji di mesjid atau madrasah.dari usia 5 tahun sampai dengan usia 18 tahun mereka sangat getol dan antusias mendengarkan pepatah dari ustadz atau ustadzah sang pengajar.Tapi sayang suasana seperti itu rasanya tidak akan bertahan lama jika kita tinggal diam dalam suasana seperti sekarang ini bukanya jaman yang berubah melainkan yang menjamani nya saja yang terlena dengan pesatnya kemajuan globalisasi modern tanpa di sertai dengan kekuatan aqidah ahklak yang cukup.IPTEK memang perlu kita kaji dan kita selusuri secara mendalam agar tidak ketinggalan dari bangsa bangsa yang lain tapi tentu saja IMTAQ =Iman dan Taqwa sebagai batu pondasi yang harus lebih kuat dalam menyangga kemajuan IPTEK itu sendiri.
yo kita kembalikan suasana mesjid seperti dahulu yang sangat antusias dalam mendalami ilmu agama seperti mengaji atau ngaos.supaya nanti kita tidak menyesal di kemudian hari karena kehidupan yang abadi nanti ketika kita sudah mati.
    Dalam hati kadang saya merasa teriris jika surau atau mesjid sudah tinggal bangunan yang mentereng tanpa penghuni yang meramaikan dengan kegiatan ibadah kepada sang pencipta alam raya dan seisinya ini.sangat jelas dalam benak kita bahwa mesjid jaman sekarang ini jauh sudah lebih bagus dari pada jaman saya anak-anak cuma sayang yang mengisinya cuma sedikit kebanyakan orang yang sudah tua itu pun tidak seramai jaman dahulu.semoga dengan ajakan ini para pembaca menyadari dan mau kembali seperti dahulu dalam meng imarohkan mesjid.jagalah ciri khas orang Cianjur yang nota bene kota santri yang pandai mengaji.

Cianjur bukan hanya terkenal dengan santri yang pintar ngaji tapi ada juga ciri dalam berbicara yang sopan santun,ramah tamah ketika bertemu dengan sanak saudara dari luar kota.MAMAOS orang Cianjur lebih terkenal bahasa atau intonasinya dari pada daerah tatar sunda yang lain sepeti daerah Banten atau Bogor yang mayoritas bahasa sunda nya rada-rada kasar atau dalam penyampaian nya intonasi secara gamblang.di Cianjur sendiri mamaos itu ada undak unduk bahasa dengan intonasi lemah lembut dan kadang kadang dengan memakai lagu bahasa tersendiri.hurup terakhir kadang pula memakai konsonan purwakanti dalam bentuk bahasa seperti syair.
    dupi salira bade angkat kamana ?
    asa ginding pisan katinggalna.
seperti itu kira kira bahasa yang sering dipakai orang orang Cianjur dalam menyapa seseorang.saya tidak bisa lebih panjang mengutarakanya karena sangat banyak cara dan nada berbicara pada lawan bicara.sepadan kah atau lebih tua usia akan bebeda cara penyampaian nya.Cianjur juga dikenal dengan seni lagu berbicara seperti dalam haleuang Cianjuran atau seni sinden yang di iringi oleh alat musik tertentu.

Popular Posts